• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

Wisata Istana Bersejarah Indonesia part 2

 on Tuesday 17 November 2015  

11. Istano Kuto Lamo - Kesultanan Palembang Darussalam (Museum Sultan Mahmud Badaruddin II), Kota Palembang
Museum yang namanya pernah menjadi istana Kesultanan Palembang Darussalam. Awalnya disebut Keraton Kuto Kecik  atau  Keraton Kuto Lamo , bangunan bersama dengan Masjid Agung Palembang dibangun pada masa  Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo atau SMB I. Berbeda dari bangunan lain dari era sama yang terutama menggunakan kayu, istana itu dibangun dengan batu bata.
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan tempat yang sempurna untuk menjelajahi sejarah Palembang. Dari usia  Sriwijaya , Kesultanan Palembang Darussalam, era kolonial Belanda dan pendudukan Jepang hingga masa awal Indonesia.
Istana ini menawarkan keindahan yang luar biasa, sangat cocok untuk dijadikan lokasi wisata keluarga dan untuk pergi ke museum ini dapat, mengambil penerbangan ke Sultan Mahmud Badaruddin II International Airport. Bandara ini terletak di Tanjung Api-Api Street dan dapat diakses dari berbagai negara termasuk Malaysia, Singapura, Cina, dan Thailand. Jarak antara bandara dan museum adalah sekitar 6 km. Dari bandara, naik taksi atau mobil sewaan.

12. Keraton Sumedang Larang - Kadipaten Sumedang Larang (Museum Prabu Geusan Ulun) Kabupaten Sumedang.
Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu kerajaan Islam yang diperkirakan berdiri sejakabad ke-15 Masehi di Jawa Barat, Indonesia. Popularitas kerajaan ini tidak sebesar popularitas kerajaan Demak, Mataram, Banten dan Cirebondalam literatur sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Tapi, keberadaan kerajaan ini merupakan bukti sejarah yang sangat kuat pengaruhnya dalam penyebaran Islam di Jawa Barat, sebagaimana yang dilakukan oleh Kerajaan Cirebon dan Kerajaan Banten.
Kerajaan Sumedang Larang yang pusat wilayahnya berada di Kabupaten Sumedang, merupakan Kerajaan yang berdiri dari sisa-sisa Kerajaan Sundayang beribukota di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Sumedang Larang merupakan penerus Islam Kerajaan Sunda, setelah Pakuan jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Wilayah kerajaan ini meliputiJawa Barat dan wilayah Banyumasanyang tidak berada di bawah kekuasaan Banten dan Kesultanan Cirebon.

13. Keraton Kasepuhan - Dinasti Kasepuhan Kesultanan Cirebon, Kota Cirebon
Keraton Kasepuhan adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya.
Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusakadan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yaitu kereta Singa Barong yang merupakan kereta kencana Sunan Gunung Jati. Kereta tersebut saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan.
Keraton Kasepuhan dan pernak-pernik yang tersimpan di dalamnya adalah perpaduan dari tiga agama, yaitu Hindu, Islam, dan Buddha, serta tiga budaya, yaitu Jawa, Tiongkok, dan Eropa. Perpaduan ini menjadikan Keraton Kasepuhan lebih istimewa dari keraton lainnya.
Secara keseluruhan, kompleks keraton terdiri dari keraton itu sendiri, alun-alun, serta masjid. Rancangan ini serupa dengan Keraton Yogyakarta dan Solo, merupakan representasi dari arsitektur Islam nusantara.
Jika sahabat pembaca ingin mencari tempat tempat wisata melihat dan ingin melihat keindahanya sahabat pembaca dapat langsung mengunjungi keraton ini.
Alamat Keraton Kasepuhan adalah Jalan Kasepuhan No 43, Kampung Mandalangan, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemah Wungkuk, Cirebon, Jawa Barat. Dapat ditempuh sekitar 30 menit dari Stasiun Kereta Api Kejaksan dan 30 menit dari Terminal Bus Harjamukti Cirebon.

14. Keraton Kanoman - Dinasti Kanoman Kesultanan Cirebon, Kota Cirebon
Alamat : Jl. Winaon, Kampung Kanoman, Kel. Lemah Wungkuk, Kec. Lemah Wungkuk, Jawa Barat
Keraton Kanoman adalah salah satu dari dua bangunan kesultanan Cirebon, setelah berdiri keraton Kanoman pada tahun 1678 M kesultanan Cirebon terdiri dari keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman yang merupakan pemimpin dan wakilnya.
Kompleks Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektare ini berlokasi di belakang pasar. Di Kraton ini tinggal sultan ke dua belas yang bernama Raja Muhammad Emiruddin berserta keluarga. Kraton Kanoman merupakan komplek yang luas, yang terdiri dari bangunan kuno. salah satunya saung yang bernama bangsal witana yang merupakan cikal bakal Kraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepak bola.
Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua keraton di Cirebon. Tak cuma di keraton, piring-piring keramik itu bertebaran hampir di seluruh situs bersejarah di Cirebon. Dan yang tidak kalah penting dari Keraton di Cirebon adalah keraton selalu menghadap ke utara.

15. Keraton Kacirebonan - Dinasti Kacirebonan Kesultanan Cirebon, Kota Cirebon
Alamat : Pulasaren, Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat 45116
Kecirebonan dibangun pada tanggal 1800 M, Bangunan kolonial ini banyak menyimpan benda-benda peninggalan sejarah seperti Keris, Wayang, perlengkapan Perang, Gamelan dan lain-lain.
Seperti halnya Keraton Kasepuhan danKeraton Kanoman, Kecirebonan pun tetap menjaga, melestarikan serta melaksanakan kebiasaan dan upacara adat seperti Upacara Pajang Jimat dan sebagainya.
Kacirebonan berada di wilayah kelurahan Pulasaren KecamatanPekalipan, tepatnya 1 km sebelah barat daya dari Keraton Kasepuhan dan kurang lebih 500 meter sebelah selatan Keraton Kanoman. Keraton Kacirebonan posisinya memanjang dari utara ke selatan (posisi yang sama dengan keraton-keraton lain di Cirebon) dengan luas tanah sekitar 46.500 meter persegi.

16. Keraton Surakarta - Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kota Surakarta
KERATON SURAKARTA dibangun oleh Pakoe Boewono II pada tahun 1745 Masehi. Sebelumnya ibukota Keraton berada di Kartasura, yang berjarak lebih kurang 12 km barat Kota Solo. Di Keraton Kasunanan Surakarta terdapat Art Gallery yang menyimpan bermacam benda-benda bersejarah yang mempunyai nilai seni dan sejarah yang tinggi. Beberapa koleksi yang ada diantara lain kereta kencana, bermacam-macam senjata, wayang kulit dan benda-benda peninggalan jaman dulu lainnya. Keraton Kasunanan Surakarta dibuka untuk umum setiap hari jam 08.30-14.00, dan hari Minggu jam 08.30-13.00. Kraton tutup pada hari Jumat.
Secara fisik bangunan Keraton Kasunanan Surakarta terdiri dari bangunan inti dan lingkungan pendukungnya seperti Gapura (pintu gerbang) yang disebut Gladag pada bagian Selatan. Kemudian ada dua Alun-alun di sebelah Utara dan Selatan kompleks Keraton. Juga terdapat Masjid Agung dan Pasar Batik yang terkenal yaitu Pasar Klewer. Kyai Slamet, Kerbau putih yang dikeramatkan sebagai salah satu pusaka Keraton Kasunanan Surakarta.
Walaupun Kasunanan Surakartatersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia sejak tahun1945, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal Sri Sunan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kerajaan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata utama di Kota Surakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museumyang menyimpan berbagai koleksi milik kasunanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan contoh arsitektur istana Jawa tradisional yang terbaik.

17. Pura Mangkunegaran - Kadipaten Mangkunegaran, Kota Surakarta
Pura Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama : pendopo dan dalem yang diapit oleh tempat tinggal keluarga raja. Hal yang menarik adalah keseluruhan istana dibuat dari kayu jati yang bulat/utub.
Secara arsitektur bangunan ini memiliki ciri yang sama dengan keraton, yaitu pada pamedan, pendopo, pringgitan,dalem, dan kaputran, yang seluruhnya dikelilingi oleh tembok yang kokoh.
Pura ini dibangun setelah Perjanjian Salatiga yang mengawali pendirian Praja Mangkunegaran dan dua tahun setelah dilaksanakannya Perjanjian Giyanti yang isinya membagi pemerintahan Jawa menjadi Kesultanan Yogyakarta danKasunanan Surakarta oleh VOC(Kompeni) pada tahun 1755. Kasunanan Surakarta kembali terpecah setelahRaden Mas Said terus memberontak pada VOC, dan pemberontakannya berakhir setelah ia mengadakan perdamaian dengan VOC, Surakarta, dan Yogyakarta melalui Perjanjian Salatigapada tahun 1757. Raden Mas Said kemudian bergelar Mangkunegara I dan membangun wilayah kekuasaannya di sebelah barat tepian Sungai Pepe (Kali Pepe), yang sekarang menjadiKecamatan Banjarsari, Surakarta.

18. Keraton Yogyakarta - Kesultanan Yogyakara Hadiningrat, Kota Yogyakarta
Keraton Yogyakarta (Jogja) atau sering disebut dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat terletak di jantung provinsi Daerah IstimewaYogjakarta (DIY), Indonesia.
Keraton atau Kraton Jogja merupakan kerajaan terakhir dari semua kerajaan yang pernah berjaya di tanah jawa.
Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan.
Untuk menuju Keraton Jogja sangat mudah, karena letaknya persis di pusat kota Jogjakarta. Walaupun begitu, sahabat pembaca juga harus cekatan dan bisa menghafal rute yang bisa di lewati untuk menuju Keraton Jogja. Untuk sahabat pembaca yang melaju dari Semarang atau Wonosobo (kretek – langsung ke ring road barat) silakan melewati rute :  Ungaran– Ambarawa – Magelang – Jl magelang jogja – Terminal Jombor – Jl Diponegoro (Tugu Jogja belok kanan) – Jl Mangkubumi – Jl Malioboro – Jl Ahmad Yani – Jalan Senopati – Jl Brigjend Katamso – Jl Ibu Roswo – Jl William – Jl Kesatriyan – Keraton Jogja. Untuk yang dari Solo atau Klaten atau Kebumen juga hampir sama hanya berbeda cara rute masuk dalam kota saja. Tidak usah pusing, karena plang jalan di Jogjakarta sangat membantu menemukan Keraton Jogja.

19. Pura Pakualaman - Kadipaten Pakualaman, Kota Yogyakarta
Pura pakualaman adalah bekas Istana kecil Kadipaten Paku Alaman. Istana ini menjadi tempat tinggal resmi para Pangeran Paku Alam mulai tahun 1813 sampai dengan tahun 1950, ketika pemerintah Negara Bagian Republik Indonesia menjadikan Kadipaten Paku Alaman (bersama-sama Kesultanan Yogyakarta) sebagai sebuah daerah berotonomi khusus setingkat provinsi yang bernama Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pura Pakualaman merupakan salah satu pusaka budaya di Kota Gudeg ini. Pura Pakualaman terbentuk dari rangkaian bangunan yang menyatu di dalam lingkup tembok keliling menjadi satu komplek seluas 5,4 ha. Sangat menarik untuk mengetahui bahwa Pura Pakualaman menghadap ke selatan, sehingga berbeda dengan kraton kasultanan yang secara keseluruhan menghadap ke utara.
Di dalam kompleks Kraton Pura Pakualaman terdapat sebuah museum yang benama Museum Pura Pakualaman. Museum tersebut berisi benda-benda bersejarah peninggalan masa Sri Pakualam I sampai Sri Pakualam VIII. Museum tersebut dikelola secara swadaya oleh keluarga Kraton Pura Pakualaman.
Benda-benda bersejarah yang ada di dalamnya antara lain: foto-foto bersejarah, perkakas rumah tangga, baju tradisional, senjata, hingga kereta kuno. Pemandu akan menemani dan menjelaskan secara lengkap tentang cerita dan latar belakang sejarah dari benda-benda yang dipamerkan.

20. Keraton Sumenep - Kadipaten Sumenep (Museum Keraton Sumenep) Kabupaten Sumenep
Keraton Sumenep adalah tempat kediaman resmi para Adipati/Raja-Raja selain sebagai tempat untuk menjalankan roda pemerintahan.Kerajaan Sumenep sendiri bisa dibilang sifatnya sebagai kerajaan kecil (setingkat Kadipaten) kala itu, sebab sebelum wilayah Sumenep dikusai VOCwilayah Sumenep sendiri masih harus membayar upeti kepada kerajaan-kerajaan besar(Singhasari, Majapahit, dan Kasultanan Mataram).
Masa lalu Kabupaten Sumenep, Madura melahirkan cerita-cerita yang cukup menarik disimak. Salah satunya adalah tentang piring yang konon memiliki keajaiban tiada duanya.
Piring peninggalan kerajaan Sumenep di masa pemerintahan Sultan Abdurrahman yang berkuasa dari tahun 1811-1854 mampu membuat makanan yang dihidangkan tidak basi walau hingga sepekan.
Piring yang berbentuk oval itu mampu mengawetkan makanan atau nasi yang dihidangkan selama 1 minggu tanpa obat pengawet apapun. Bahkan, konon nasi mampu tetap hangat dalam waktu lama.
Peninggalan sejarah yang saat ini disimpan di Museum Keraton Sumenep itu, merupakan pemberian Raja Sampang, Condro Negoro sekitar tahun 1830. Foto raja Sampang dan tahun pemberian masih terlihat jelas di tengah piring ajaib tersebut.

Wisata Istana Bersejarah Indonesia part 2 4.5 5 Unknown Tuesday 17 November 2015 11. Istano Kuto Lamo - Kesultanan Palembang Darussalam (Museum Sultan Mahmud Badaruddin II) , Kota Palembang Museum yang namanya pernah men...


No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi
http://ragaminfotipstrik.blogspot.co.id
Semoga artikel "Ragam Informasi" sangat bermanfaat.

Berkomentarlah dengan sopan dan bijak sesuai isi postingan.
Dilarang memasang iklan, link aktif, promosi dan sebagainya.

Powered by Blogger.
J-Theme